Jumat, 21 Mei 2010

SISTEM PENGHITUNGAN WAKTU MASYARAKAT DAYAK

SISTEM PENGHITUNGAN WAKTU MASYARAKAT DAYAK.
Oleh Misrita
Dasar penghitungan waktu Masyarakat Dayak :Gerak matahari,Fase-fase bulan/perjalanan bulan yang mengelilingi bumi,Perbintangan, Fenomena alam lainnya seperti : karakter tumbuhan atau binatang.

1. Gerak Matahari digunakan sebagai penentu awal penanaman padi baru, dengan cara bakas lewu (kepala suku, adat)Duduk di atas batu di tengah sungai, melihat titik tertentu matahari terbit di ufuk

2. Fase-fase bulan/perjalanan bulan yang mengelilingi bumi sebagai
Penentu hari yang menguntungkan atau tidak menguntungkan bagi pekerjaan perladangan dilihat dari balik sandurung (kain tipis)


3.Perbintangan(bintang pangada)sebagai Penentu awal atau berakhirnya suatu kegiatan di perladangan.
4. Tumbuhan atau Binatang. djadikan dasar penentu musim banjir atau kemarau. adapun hewan itu antara lain adalah
Tabakang : musim bertelur sejenis ikan biawan, musim kemarau tiba
Bajakah / Langeh : akar-akar pohon yang menjalar mulai bertunas, musim hujan dan banjir segera datang.

NAMA-NAMA BULAN ISLAM
Penamaan yang disesuaikan dengan kejadian khusus di dalamnya :
1. Bulan Muharam = Bulan Asura, di dalamnya terdapat peringatan 10 Muharam atau hari Asyura
2. Bulan Rabi’ul Awal = Bulan Mulut (Maulid), karena adanya peringatan kelahiran Nabi SAW
3. Bulan Rajab disebut bulan Mikrat karena peringatan Isra’ Mi’raj
4. Bulan Sya’ban = Nisfu, karena terdapat upacara ibadah pada tanggal 15-nya
5. Bulan Ramadan = bulan puasa
6. Bulan Julhijjah = bulan haji
GERHANA MATAHARI DAN BULAN
menurut orang Dayak gerhana adalah Matahari dan Bulan ditangkap oleh makhluk halus yg disebut RUHU. Masyarakat membunyikan gong atau benda lainnya sambil berteriak-teriak agar matahari atau bulan tidak ditelan bulat-bulat oleh Ruhu. Ada pula yang menarah-narah kayu-kayuan yang dianggap punya kekuatan magis seperti tiang sandung atau pantar.
Kesimpulan
Sistem penghitungan waktu bagi masyarakat Dayak Ngaju sangat berguna antara lain untuk :
menentukan waktu yang tepat dalam melakukan kegiatan di perladangan,
menghindari waktu yang kurang baik untuk melakukan suatu hajatan,
meramalkan keadaan alam.